METODE PENELITIAN
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Dalam
melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif
deskriptif. karena dalam proses pengolahan datanya, peneliti mengolah
dengan mendeskripsikan data-data yang diperoleh di lapangan yang berupa
data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha untuk mengamati serta menggambarkan bagaimana proses
pengorganisasian yang dilakukan Komunitas Nol Sampah Surabaya untuk mengelola
sampah kepada masyarakat di RT 06 RW 12 Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng serta
perubahan yang terjadi setelah adanya pendampingan dari Komunitas tersebut.
Sebagaimana
yang diuraikan Suripan Sadi Hutomo, bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif
diartikan mencatat secara teliti segala gejala atau fenomena yang dilihat dan
didengar serta dibacanya (via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto,
video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau bukan dan
lain-lain) dan peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan,
mengabstraksikan dan menarik kesimpulan.
Penelitian ini
bila dilihat kedalaman analisisnya merupakan jenis penelitian diskriptif yang
bertujuan menggambarkan secara sistematik dan fakta akurat mengenai segala hal
dan upaya-upaya yang dilakukan komunitas nol sampah dalam mengorganisasikan
masyarakat baik dilihat dari permasalahan yang dihadapi, kendala positif dan
negatifnya, faktor penghambat dan pendukung serta keberhasilan yang dicapai untuk mengelola sampah. Sebagai wujud
pemberdayaan masyarakat, partisipasi sosial, dakwah lingkungan dan sosial
ekonomi dalam mewujudkan masyarakat kota
yang mampu menjawab perkembangan jaman, serta relevansinya dengan dakwah
pemberdayaan masyarakat.
1.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian dalam skripsi ini adalah Komunitas Nol Sampah Surabaya yang
mengorganisir masyarakat di RT 06 RW 12 kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng untuk
mengelola sampah.
2.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Berdasarkan
sumber dan jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder.
1)
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung
dari lapangan. Dalam hal ini data yang dihimpun adalah tentang upaya-upaya yang
dilakukan oleh Komunitas Nol Sampah dalam mengorganisasikan masyarakat di RT 06
RW 12 Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng untuk mengelola sampah dengan segala
kegiatannya, hal ini diperoleh dari hasil permintaan keterangan dari
pihak-pihak yang memberikan jawaban (Informan).
2)
Data sekunder, yaitu sumber data dari
dokumentasi sebagai data penunjang. Data yang dihimpun dalam penelitian ini
adalah bukti-bukti yang ada di wilayah Kota Surabaya seperti, keberadaan
Komunitas Nol Sampah, bentuk-bentuk sosialisasi dan kampanye aktif para aktifis
dan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pengorganisasian di kelurahan Mojo
Kecamatan Gubeng serta segala sesuatu ada kaitannya dengan penelitian.
b.
Sumber Data
Dari sumber
data itu peneliti memperoleh keterangan yang berguna untuk mendukung proses
deskripsi dan analisa masalah penelitian. Karena sumber data merupakan salah
satu yang paling vital dalam penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau
memahami sumber data, maka sumber data yang diperoleh akan meleset dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, peneliti harus mampu memahami sumber data mana
yang mesti digunakan dalam penelitian itu.
Dan dalam penelitian ini
yang dimaksud kata-kata dan tindakan adalah semua yang dilakukan oleh Komunitas
Nol Sampah dan juga sebagian Masyarakat Mojo yang menjadi desa percontohan atau
penelitian sebagai data penunjang dalam pengorganisasian masyarakat untuk
mengelola sampah.
Adapun sumber
data yang dipakai oleh peneliti untuk melengkapi data tersebut adalah:
1. Informan
yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.
Informasi yang
dipakai
dalam penelitian ini diperoleh
dari berbagai pihak, diantaranya:
a. Hermawan
Some (37 th), pimpinan Komunitas Nol Sampah.
b. Moh.
Rahman (27 th), (partner/anggota) yang sekarang fokus ke bidang lingkungan
Mangrove
c. Hani
(27 th), (bendahara dan bidang lainnya) yang sekarang terfokus ke bidang di
Dewan kota Surabaya
dan
d.
Para
anggota lainnya seperti Hendra, Dita,
Maya, Prigi dan Elin, serta masyarakat dikelurahan Mojo seperti Agus (67 th) Katua
RW setempah, ibu Jayadi (35 th) Selaku ketua UMK Asri (Kelompok Swadaya
Masyarakat) dan anggota masyarakat lainnya. Dari sebelumnya sudah ditentukan
oleh peneliti berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud seperti: pengetahuan dan
pengalaman tentang kondisi alamiah subyek.
Keterangan-keterangan yang menjadi
informasi tersebut, sebagai upaya merekonstruksi bagaimana seseorang atau suatu
kelompok (keseluruhan), perlu dinyatakan secara jelas di dalam usulan atau
rancangan penelitian.
2. Dokumen,
pada umumnya data yang tercantum dalam berbagai jenis dokumen itu merupakan
satu-satunya alat untuk mempelajari permasalahan tertentu, adapun dokumen yang
di pakai oleh peneliti yaitu berupa tulisan atau catatan transkrip, buku,
brosur, laporan, artikel, majalah dan lain sebagainya yang ada hubungannya
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Maksudnya untuk mengetahui lokasi
wilayah penelitian, keadaan ekonomi, pendidikan, keagamaan khususnya tentang
pengorganisasian masyarakat yang dilakukan oleh komunitas nol sampah serta
data-data yang terkait dengan fokus penelitian.
Dengan ini
dokumen-dokumen yang didapat oleh peneliti di lokasi penelitian seperti: dokumen-dokumen
dari kantor kelurahan Mojo, foto-foto kegiatan daur ulang sampah dan
dokumen-dokumen lainnya yang terlampir di penelitian ini.
3.
Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian ini
merupakan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan
data dan analisa data. Adapun tahap-tahap penelitian itu adalah:
a. Tahap
Pra Lapangan
Pada tahap
ini peneliti berusaha menyusun rancangan penelitian, memilih lokasi penelitian,
mengurus surat izin penelitian, menjajaki keadaan yang ada di lapangan, memilih
informan yang terlibat langsung dan juga paham tentang program-program atau
aktivitas-aktivitas yang ada di lokasi penelitian sehingga data awal bisa dikumpulkan
dengan mudah.
Ada enam tahap
kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian,
diantaranya adalah:
1. Menyusun rancangan penelitian.
Sebelumnya peneliti terlebih dahulu
mencari lokasi penelitian yang sesuai dengan jurusan PMI
yang akan dijadikan objek penelitian. Kemudian peneliti membuat matrik usulan
judul, yang isinya konteks penelitian, fokus penelitian dan judul penelitian
yang diajukan ke ketua jurusan untuk disetujui.
2. Memilih lapangan penelitian.
Dalam menentukan lapangan penelitian itu
dilakukan peneliti dengan menjajaki dan mencari informasi sesuai dengan judul
yang telah disetujui. Setelah langkah penentuan selesai, langkah selanjutnya
adalah memilih lapangan atau lokasi penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih
oleh peneliti bertempat di Kelurahan Mojo kecamatan Gubeng Surabaya yang
bertempat di RT 06 RW 12 yang di
dampingi oleh LSM Nol Sampah.
3. Mengurus perizinan.
Setelah judul sudah disetujui oleh ketua
jurusan selanjutnya peneliti mengurus
surat izin penelitian ke dekan fakultas dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya untuk
ditandatangani, selanjutnya diserahkan kepada koeordinator Komunitas Nol Sampah
dan ketua KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) RT 06 RW 12 dengan tembusan kepala
desa untuk mendapatkan persetujuan melakukan penelitian di Kelurahan Mojo,
lebih fokusnya meneliti proses pengorganisasian masyarakat dengan pendampingan
yang dilakukan oleh LSM untuk mengelola sampah secara swadaya masyarakat.
4. Menjajaki dan menilai lapangan.
Peneliti menjajaki lapangan peneitian
untuk meneliti keadaan, situasi, latar belakang, dan konteksnya apakah sudah
sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
5. Memilih dan memanfaatkan informan.
Informan merupakan orang yang terlibat
dalam penelitian, dalam penelitian ini peneliti melakukan pemilihan terhadap
informan yang akan memberikan informasi mengenai permasalahan yang akan
dibahas.
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
Dalam menyiapkan perlengkapan penelitian,
peneliti menggunakan alat bantu berupa
buku, alat tulis, dan kamera digital untuk menunjang penelitian ini.
b. Tahap
Pekerjaan Lapangan
Pada tahap
ini peneliti berusaha memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki
lapangan menjalin keakraban dengan Komunitas Nol Sampah dan warga masyarakat
Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Surabaya, mempelajari situasi dan kondisi di
lokasi penelitian dan berperan serta sambil mengumpulkan data dengan cara
mencatat data, meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan
serta analisis di lapangan
c. Tahap
Analisa Data
Tahap yang
terakhir dalam penelitian adalah tahap analisis data. Pada tahap ini peneliti
mengorganisasikan data yang sudah masuk, baik berupa foto, gambar, dokumen, dan
sebagainya. Analisa data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode dan mengkategorikan tentang semua yang berkaitan
dengan pengorganisasian yang dilakukan oleh Komunitas Nol Sampah.
4. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan.
Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah:
a.
Metode observasi
Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Dalam menggunakan metode observasi ini peneliti melakukan pengamatan
terlibat dan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk
itu agar data yang dikumpulkan mendapatkan kevalidan, peneliti menggunakan
alat-alat yang diperlukan seperti: alat tulis, catatan-catatan, tape recorder
dan lain-lain.
Metode
observasi alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diteliti.
Dalam tahap
ini peneliti mengamati secara langsung kondisi dan situasi di lokasi
penelitian, Komunitas Nol Sampah Surabaya dan masyarakat Kelurahan Mojo sebagai
studi kasus penelitian. Disamping itu peneliti juga akan berpartisipasi dalam
kegiatan sosialisasi yang dilakukan Komunitas Nol Sampah yakni sosialisasi,
pelatihan dan pendampingan di masyarakat tersebut.
Dalam
merealisasikan proses observasi ini peneliti bersama-sama dengan Masyarakat
Kelurahan Mojo dan Fasilitator dari Komunitas Nol Sampah menuju ke lokasi penelitian (masyarakat) dan
mengikuti semua aktifitasnya untuk mengelola sampah.
b.
Metode Wawancara atau Interview
Wawancara
adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.
Dengan menggunakan metode
ini maka seorang pewawancara (
Interviewer) akan dapat mencatat gejala,
reaksi dan informasi selengkap dan setepat mungkin.
c.
Dokumentasi
Dalam
melaksanakan penelitian di Komunitas Nol Sampah, metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data-data tentang latar belakang obyek penelitian yang telah
di dokumentasikan, seperti kondisi geografis dan topografi, kondisi sosial
budaya, perekonomian, keagamaan, pendidikan, di Kelurahan Mojo serta keberadaan
Komunitas Nol Sampah, Visi dan Misinya
serta segala sesuatu yang berkaitan dengan Penelitian Mengenai
pengorganisasian masyarakat yang dilakukan oleh Komunitas Nol Sampah di
Kelurahan Mojo untuk mengelola sampah.
Jadi
digunakan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk saling melengkapi dalam
menemukan data yang sebenarnya tentang gejala penelitian bersama-sama dengan
metode interview, observasi yang telah di uraikan terdahulu sehingga terhindar
dari kesalah pahaman dan salah pengertian serta kekeliruan terhadap
permasalahan-permasalahan peneliti.
Pengamatan
berperan serta dan wawancara mendalam dapat pula dilengkapi dengan analisis
dokumen seperti otobiografi, memo, catatan harian, surat-surat pribadi, berita
koran, artikel, majalah, brosur, buletin dan foto-foto.
Metode atau teknik ini
sangat mendukung dalam rangka melengkapi data-data sekunder dan memanfaatkan
sumber-sumber dokumen yang ada di Komunitas Nol Sampah dan di Kelurahan Mojo.
Disamping itu dokumentasi dapat berupa gambar/foto yang peneliti ambil di
lokasi penelitian.
5. Teknik
Analisis Data
Dalam
penelitian ini peneliti menganalisis data dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yang dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari
suatu penelitian kemudian bergerak ke arah pembentukan kesimpulan. Oleh karena
itu analisa data dilakukan untuk mengorganisasikan data-data yang terkumpul,
terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, dokumen berupa
laporan, artikel dan sebagainya.
Dalam
penelitian kualitatif analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola apa yang penting dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam
penelitian ini, data-data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara
maupun dokumentasi di urutkan dan diorganisasikan dalam kategori atau
pokok-pokok bahasan kemudian selanjutnya diusulkan dan diuraikan sedemikian
rupa setelah itu dikaitkan dengan teori yang ada.
6. Teknik
Keabsahan Data
Teknik ini
merupakan faktor yang paling penting dalam penelitian karena faktor ini yang
menentukan dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan validitas dan
realitas data.
Disadari
atau tidak setiap penelitian pasti ada sumber data yang lemah dan ada pula
sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan
data-data yang betul-betul valid, bisa di cek ulang dengan menggunakan teknik
keabsahan data. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian, maka peneliti
memakai tiga cara pemeriksaan:
a. Perpanjangan
Keikutsertaan
Sebagaimana
telah diketahui dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument
penelitian. Keikutsertaan peneliti dalam aktivitas pengumpulan data akan sangat
menentukan keberhasilan pelaksanaan penelitian ini, tentunya tidak dapat
diwakilkan begitu saja lewat orang lain. Karenanya keikutsertaan peneliti dalam
penelitian ini juga tidak dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.
Perpanjangan
keikutsertaan dimaksudkan untuk mempelajari keadaan di lapangan yang berkaitan
dengan data atau informasi yang diperoleh peneliti, hal ini dapat menguji
ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal
dari diri sendiri maupun dari responden dan membangun subyek.
Dalam
melakukan penelitian ini peneliti melakukan keikutsertaan pada wilayah
penelitian dengan sangat intens, peneliti menggunakan waktu yang ada pada
perizinan untuk penelitian skripsi itu secara maksimal.
b. Ketekunan
Pengamatan
Pada
ketekunan
pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, yakni
peneliti melakukan dengan cara menelaah kembali data yang terkait dengan fokus
masalah penelitian, sehingga data tersebut dapat dipahami, tidak diragukan lagi
dan dapat dipertanggungjawabkan dan kemudian peneliti memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan
keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan
kedalaman.
Ketekunan
atau keajegan pengamat adalah sejauh mana pengamat mampu menganalisa data-data
yang ada di lapangan secara jelas dan rinci. Ketekunan atau keajegan pengamat
adalah sebagai upaya untuk memahami pola perilaku, situasi, kondisi, dan proses
tertentu sebagai pokok penelitian. Dalam hal ini peneliti dapat mengetahui
upaya-upaya yang dilakukan oleh Komunitas Nol Sampah dalam mengorganisasikan
masyarakat untuk mengelola Sampah, sejauh mana keberhasilan yang didapatkan,
dan faktor pendukung maupun penghambat dalam pelaksanaan program tersebut.
c. Triangulasi
Triangulasi
adalah Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu.
Tujuan triangulasi adalah
untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang
diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu
yang berlainan.
Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan:
1. Membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
Dalam tahap
ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan (observasi) peneliti dengan
hasil wawancara yang diperoleh dan informan-informan yang ada. Dalam proses ini
akan ditemukan apakah data yang diperoleh dan hasil wawancara dengan informan
sesuai dengan data yang telah peneliti temukan di lapangan.
2.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dengan masyarakat
Membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu
3. Membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait di dalamnya.
4.
Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, dalam hal ini peneliti membandingkan antara yang
dikatakan oleh masyarakat sekitar dengan yang di katakan pengelola lembaga